Facebook Page

SELAMAT DATANG DI BLOG SATBRIMOBDA KALTARA

Selasa, 22 Desember 2015

SUBSATGAS BRIMOB TANGGAP BENCANA DETASEMEN C PELOPOR BANTU EVAKUASI KORBAN GEMPA TARAKAN

TARAKAN - Subsatgas Penanggulangan Bencana Brimob Detasemen C Pelopor membantu mengevakuasi  para korban musibah gempa yang terjadi di Kota Tarakan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, gempa bumi terjadi di sebagian besar wilayah Kalimantan Utara pada Senin Tanggal 21 Desember 2015 dini hari . Gempa dengan kekuatan 6,1 skala Richter tersebut dirasakan oleh masyarakat Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan. Bahkan data BMKG menyebutkan sudah terjadi lebih dari 16 kali gempa susulan setelah gempa pertama terjadi sehingga mengakibatkan kepanikan warga pinggir pantai karena khawatir akan ada tsunami. Selain itu gempa juga merusak 7unit rumah warga. 
Subsatgas Brimob saat itu bergerak dari Mako Briomob Detasemen C Pelopor pada pukul 08.00 WITA membawa peralatan seperti sekop, linggis, gerobak dan sebagainya. Sesampai di rumah korban para anggota langsung bergegas membersihkan sisa-sisa reruntuhan. Selain itu juga sebagian anggota membantu para korban untuk dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Kepala Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Kaltim Kompol Dieno Hendro Widodo, SIK menegaskan bahwasanya kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen dari Subsatgas tanggap Bencana yang dibentuk Satbrimob Polda Kaltim untuk membantu masyarakat khususnya korban bencana alam yang terjadi di Wilayah Kalimantan Utara. Kompol Dieno menambahkan Brimob siap untuk turun membantu lagi jika ada masyarakat yang melapor dan meminta bantuan pihaknya untuk melakukan pembersihan maupun perbaikan rumah yang rusak akibat gempa. “Kalau ada yang melapor kita akan turun lagi,” ungkapnya sembari berharap pihak terkait segera turun memberikan bantuan agar para korban bisa diringankan bebannya.
Berdasarkan informasi dari BMKG Kota Tarakan, Meskipun terbilang langka, berikut beberapa gempa yang pernah terjadi di Pulau Kalimantan. Kota Tarakan pernah dikejutkan gempa pada Maret 2005 namun dilaporkan tidak ada kerusakan ataupun korban. Pada 12 November 2007, masyarakat Tarakan kembali dikejutkan gempa 5,5 SR dengan kedalaman 50 km dan pusat gempa di laut dengan jarak 214 km tenggara Tarakan, disebabkan aktivitas sesar aktif di perairan Kaltim.
Pada hari Jumat tanggal 14 November 2014 dini hari, Tarakan kembali diguncang gempa bumi, warga Tarakan sempat berhamburan keluar rumah dan sebagian besar takut gempa susulan. Pada Rabu 25 Februari 2015 pukul 09:31 WITA dilaporkan telah terjadi gempa 5,7 SR dengan pusat gempa berada di laut berjarak 413 km Timur Laut Kota Tarakan, kedalaman 10 km, gempa tidak berpotensi tsunami dan tidak dirasakan namun disebabkan oleh aktivitas sesar berarah Barat Daya-Timur Laut antara Pulau Kalimantan dan Filipina. Gempa seperti ini juga pernah terjadi pada 20 Januari 2015, kekuatan 5,6 SR, kedalaman 10 km dan terjadi di 289 km Timur Laut Tarakan.
Dari fakta-fakta di atas dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun Pulau Kalimantan tidak dilalui oleh lempeng tektonik dan juga tidak memiliki gunung api, bukan berarti gempa bumi tidak akan terjadi dan tidak pula luput dari ancaman tsunami.
Untuk itu, Subsatgas Brimob Detasemen C Pelopor menghimbau warga agar lebih waspada dan tanggap terhadap bahaya gempa bumi, yang sewaktu-waktu kapan dan di manapun akan terjadi. Pengkajian bahaya dan risiko gempa bumi sangat penting untuk pengembangan strategi mitigasi yang tepat.*Ries