Facebook Page

SELAMAT DATANG DI BLOG SATBRIMOBDA KALTARA

Selasa, 31 Maret 2015

SIRKUIT BRIMOB JADI PILIHAN KEJURNAS SERI I GRASSTRACK




Dalam rangka pembinaan Atlet muda berbakat khususnya di bidang olahraga otomotif cabang Grasstrack di wilayah Kalimantan Utara, Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Kaltim bekerja sama dengan Pemprov Kaltara dan IMI Kaltara menggelar event Kejurnas grasstrack Seri 1 Region IV wilayah Kalimantan yang baru pertama kali dilaksanakan di Provinsi Kalimantan Utara.
Kegiatan tersebut dilaksanakan setelah sebelumnya Detasemen C Pelopor berhasil menggelar event Kejurda yang bertajuk “BRIMOB GRASSTRACK, ADVANTURE, & ENDURO RACE CHAMPIONSHIP 2014” di Sirkuit Mako Brimob Detasemen C Pelopor sebagai bentuk komitmen Detasemen C Pelopor untuk ikut berperan serta secara aktif dalam pembinaan atlet muda yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan Utara agar mampu bersaing di level nasional maupun internasional.

Dalam Kejurnas kali ini, Tuan rumah Kalimantan Utara masih bisa berbangga meski crosser Kalimantan Tengah mendominasi juara di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Grasstrack Seri 1 Region IV Kalimantan. Wajah tuan rumah terselamatkan oleh Singgih Hindarto dan Fany yang berhasil merebut juara umum.
Singgih Hindarto membawa pulang satu unit motor hadiah juara umum setelah mengumpulkan total 111 poin dari tiga kelas wajib Kejurnas yakni di kelas bebek 4 tak modifikasi 125 cc senior, sport dan trail senior dan bebek 2 tak modifikasi open. Sementara Fanny merebut juara umum di kategori sporting race setelah mengumpulkan total 67 poin.
Sedangkan dari Team Brimob Trail Community (B’trac), Detasemen C Pelopor berhasil menjuarai beberapa kelas yaitu Noval Renaldy juara 2 kelas campuran (Sport & Trail) Motto 2, juara 3 kelas bebek modifikasi, dan juara 3 motto 1 kelas bebek modifikasi 4 tak. Sedangkan Bripda Yusuf juara 4 motto 1 kelas campuran (Sport & trail) Non SE
Kejuaraan Nasional ini ditutup langsung oleh Pj. Gubernur Kalimantan Utara Dr. Ir. H Irianto Lambrie, MM pada hari Minggu tanggal 29 Maret 2015. Dalam sambutannya pada saat acara ceremonial penutupan Kejurnas, Dr. Ir. H Irianto Lambrie, MM di damping Kepala Detasemen C Pelopor Komisaris Polisi Dieno Hendro Widodo, SIK menyampaikan banyak terima kasih atas peran aktif Brimob Detasemen C Pelopor dalam upaya pembinaan atlet muda khususnya cabang otomotif agar dapat bersaing di level nasional.





Intelmob Detasemen C Pelopor tangkap oknum PNS nyabu

Tarakan - Intelmob Detasemen C Pelopor kembali melakukan operasi tangkap tangan terhadap seorang Pegawai Negri Sipil (PNS) yang bekerja di Kantor Perbendaharaan Tingkat I Kalimantan Timur di JL. Nusa Indah Rt. 46, Kel. Karang Anyar, Kec. Tarakan Barat Kota Tarakan Kalimantan Utara.

Kejadian berawal sekitar pukul 15.15 wita saat Unit Intelmob Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Kaltim sedang akan membeli Rokok di warung yang terletak di Peningki Jl. Nusa Indah  RT. 46  Kel. Karang Anyar, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan dan melihat pria berseragam PNS dengan gerak gerik mencurigakan sedang berjalan di Trotoar menuju kantornya, selanjutnya Unit Intelmob Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Kaltim melakukan penggeledahan terhadap orang tersebut. Pada saat dilakukan penggeledahan badan terhadap orang tersebut selanjutnya didapati 1 (satu) bungkus mie instan dan 3 (tiga) bungkus plastik bening yang berisikan shabu-shabu.

Kepala Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Kaltim Komisaris Polisi Dieno Hendro Widodo, SIK mengatakan, penangkapan ini berawal saat personil unit Intelmob melakukan monitoring di wilayah Karang anyar Kota Tarakan. ”petugas di lapangan melihat gerak gerik seseorang yang mencurigakan sedang melintas dengan membawa bungkusan plastik putih yang di dalamnya satu bungkus mie instan. Setelah itu, personel pun melakukan pemeriksaan terhadap orang yang dicurigai. Hasilnya ditemukan tiga bungkus paket kecil dalam bungkusan mie instan,”tambahnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, Oknum PNS golongan 2b ini bernama Datuk Muhamad Nur Khalik dan langsung diamankan bersama barang bukti shabu-shabu. Kepada petugas tersangka mengaku hanya sebagai pengguna. Dia mengaku memakai shabu untuk penyemangat kerja di Kantor. Barang bukti yang diamankan berupa: tiga bungkus plastik bening berisi shabu, HP merk Nokia, dompet waarna hitam dengan identitasnya, korek api serta uang berjumlah Rp. 150 ribu dan sebungkus mie instan.

 Kaden C Pelopor Komisaris Polisi Dieno Hendro Widodo, SIK menegaskan pihaknya akan melakukan pengembangan lebih lanjut untuk memutus jaringan narkoba di Kota Tarakan. ”Narkoba cukup membahayakan generasi muda, oleh karena itu saya nyatakan perang terhadap narkoba mulai dari mula sampai ke akar – akarnya, ” tegasnya.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk bekerjasama memerangi narkoba karena seperti yang diketahui sebelumnya Kota Tarakan merupakan daerah transit empat Kabupaten di Kaltara termasuk malaysia. Selanjutnya ini Intelmob Detasemen C Perlopor Satbrimob Polda Kaltim berkoordinasi dengan  Satuan Reskoba Polres Tarakan guna melakukan pengembangan lebih lanjut terhadap penangkapan oknum PNS ini.

Selasa, 24 Maret 2015

OPINI_RADIKALISME




Dipahami sebagai aliran atau ajaran garis keras yang intoleran dengan kelompok lain yang tidak sepaham dan menyatakan kelompoknya/keyakinanya yang paling benar.
Radikalisme menjadi kontra produktif tatkala:
1.    Memaksakan kehendaknya ke orang lain.
2.    Memprovokasi/menanamkan kebencian terhadap orang lain/ kelompok yang tidak sepaham.
3.    Menyalahkan/menjudge dan mengambil tindakan sendiri yang sebenarnya melawan/melanggar hukum
4.    Memobilisasi massa untuk menentang pemerintah, mengancam + melakukan tindakan kekerasan + pengrusakan.
Melakukan teror.
5.    Mengkader melatih dengan gaya/ala militer dan mengembangkan jaringan-jaringan ke berbagai penjuru dengan spirit kebencian/menyalahkan dan ingin menyamakan semua pihak sesuai dengan keyakinannya.
Tujuan dari radikalisme adalah kekuasaan + penguasaan (politik) dengan mengedepankan /mengcover/memanfatkan golongan/kelompok-kelompok primordial (suku-bangsa, agama, ras + keyakkinan keagamaan + kepercayaan). Dengan pendekatan primordial inilah mereka membangun kekuatan untuk mendapatkan legitimasi + solidaritas.
Mereka dengan pendektan-pendekatan primordial juga melakukan pembenaran + meyakinkan bahwa apa yang dilakukanya adalah benar dan harus diperjuangkan. Maka yang dikedepankan biasanya bukan rasionalitas lagi melainkan pendekatan mayoritas + spiritualitas. Cara-cara yang dilakukan beragam salah satunya menggunakan spiritualitas + ayat-ayat dari kitab suci atau ajaran-ajaran yang dianggap/diyakininya suci + benar. Melalui tafsir-tafsirnya memberikan harapan-harapan/ janji-janji tentang hidup baru, hidup bahagia yang abadi. Janji akan kebahagiaan + membahagiakan orang-orang yang dihormati + dicintanya dan sebagainya. Harapan menjadi pilar/perekat + penanaman keyakinan sebagai solidaritas bagi kelompoknya.
Kehebatan dari kelompok-kelompok radikal adalah :
1.    Cara perekrutan dan cara-cara menanamkan keyakinan. Sasaranya biasanya kelompok-kelompok/orang-orang yang fanatik/intoleran, kelompok-kelompok /orang-orang yang luka batin, kelompok-kelompok/orang-orang yang termarginalkan. Mereka tanpa sadar telah dicuci otaknya untuk menjadi loyalis-loyalis kepada kelompok + pemimpin-pemimpinya.Core value /nilai-nilai yang ditanamkan bukan hal-hal yang duniawi melainkan yang ilahi/surgawi. Walaupun mereka kekurangan/tidak memiliki apapun merek tetapi semangat terus berjuang untuk mendapatkan surga + keilahian + kebahagiaan yang abadi.
2.    Melatih untuk memiliki jiwa /semangat heroik sebagai pejuang-pejuang untuk dikenang sebagai pahlawan-pahlawan pembela /laskar suci yang terberkati.
3.    Penderitaan jasmani sampai kehilangan jiwa demi kebenaran yang diyakininya merupakan jalan terang menuju harapan baru, kebahagiaan abadi yang penuh dengan berkat + rahamat ilahi.
4.    Keiklasan merupakan roh/ jiwa perjuanganya balasanya adalah surga + pahala-pahala.
5.    Semakin banyak yang bersangkutan dipengaruhi untuk bersatu dengan kelompoknya/semakin banyak pemberantasan kelompok-kelompok yang tidak sama keyakinanya akan semakin suci + semakin besar pahalanya.
6.    Yang dianggap sebagai keluarga/saudara adalah yang sejalan dengan keyakinanya, yang bertentangan/ tidak sejalan dianggapnya musuh. Yang layak dibumi hanguskan baik miiknya/jwanya sekalipun. Mereka tidak lagi tebang pilih orangtua/sanak saudara/kerabatnya pun bisa dibabatnya.

Hal -hal yang tidak lagi rasional dari kelompok radikal antara lain:
1.    Tidak lagi meempedulikan nilai-nilai kemanusiaan.
2.    Meyakini tanpa logika, iman tanpa akal budi, sehingga menyalahkan + menghakimi.
3.    Cara-cara yang dilakukan dianggapnya sebagai jalan ilahi yang terberkati walau menurut pandangan orang kebanyakan tidak manusiawi + melanggar hukum.
4.    Merasa paling benar, paling suci, paling dipercaya Tuhan, paling berpahala besar sehingga orang lain dianggapnya sebagai: orang berdosa, pengikut setan + sesat.
5.    Menanamkan kebencian + membentur-benturkan dengan konflik pribadi menjadi konflik antar warga dengan hasutan-hasutan/ ajaran-ajaran yang menyesatkan orang lain/kelompok lain. Pemaksaan kehendak, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan kekuasaan pengausaan. Mengorbankan orang yang tidak berpengetahuan tinggi, kelompok-kelompok marginal (kelompok sakit hati/kelompok-kelompok luka batin).
Untuk mengatasi/menangani radikalisme dikenal dengan deradikalisme. Deradikalisme dapat dipahami sebagai ajran penyadaran, pengembalian pada logika/rasionalisme atas orang-orang/kelompok yang menjadi sasaran para penganut radikalisme/yang berpotensi menjadi radikal. Menyadarkan orang-orang yang sudah terlanjur kerasukan radikalisme/kecanduan radikalisme akan sulit dibelokan/ apalagi disadarkan. Karena meraka sudah menjadi captive mind (otak yang terbelenggu) dan dalam hati + jiwanya adalah kebencian yang memandang orang lain sebagai setan yang salah + sepantasnya dihancurkan.
Membalikanya perlu ada shock teraphy yang hebat/kuat. Kalau landai-landai/ datar-datar saja tidak mungkin untuk diubah. Maka deradikalisasi diakukan untuk mengurai akar-akar radikal yaitu pada intoleransi. Dengan berbagai pendekatan sebagai counter radikalisme antara lain :

1.    Edukasi pada nilai-nilai kemanusiaan.
2.    Modernisasi.
3.    Kesejahteran/pembukaan lapangan kerja + apresiasi kepada kemanusiaan yang layak.
4.    Psikoligis pengobatan luka batin.

5.    Membuka mata + telinga akan makna hidup banyak orang. Agar memiliki pengetahuan, pengalaman sehingga terinpirasi bahwa hidup + kehidupan banyak orang yang harus dilindungi dan ditingkatkan kualitas hidupnya. Iman tanpa logika itu penyesatan + akar kejahatan kemanusiaan.
6.    Membuat sinergitas dengan berbagai pihak terutama dengan tokoh-tokoh yang menjadi ikon kemanusiaan.
7.    Membuka jalur-jalur komunikasi sosial.
Pelatihan + pendampingan dan lain sebagainya.
Radikalisme merupakan suatu ajran. Cuci otak yang mengabaikan logika, dan anti kemanusiaan yang kontra produktif yang menjadi akar dari terorisme.

Sumber : Divisi Humas Mabes Polres