TARAKAN - Subsatgas
Penanggulangan Bencana Brimob Detasemen C Pelopor membantu mengevakuasi para korban musibah gempa yang terjadi di Kota
Tarakan. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, gempa bumi terjadi di sebagian
besar wilayah Kalimantan Utara pada Senin Tanggal 21 Desember 2015 dini hari .
Gempa dengan kekuatan 6,1 skala Richter tersebut dirasakan oleh masyarakat Kota
Tarakan, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan. Bahkan data BMKG
menyebutkan sudah terjadi lebih dari 16 kali gempa susulan setelah gempa
pertama terjadi sehingga mengakibatkan kepanikan warga pinggir pantai karena khawatir
akan ada tsunami. Selain itu gempa juga merusak 7unit rumah warga.
Subsatgas Brimob saat
itu bergerak dari Mako Briomob Detasemen C Pelopor pada pukul 08.00 WITA membawa
peralatan seperti sekop, linggis, gerobak dan sebagainya. Sesampai di rumah
korban para anggota langsung bergegas membersihkan sisa-sisa reruntuhan. Selain
itu juga sebagian anggota membantu para korban untuk dievakuasi ke tempat yang
lebih aman.
Kepala Detasemen C
Pelopor Satbrimob Polda Kaltim Kompol Dieno Hendro Widodo, SIK menegaskan
bahwasanya kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen dari Subsatgas tanggap
Bencana yang dibentuk Satbrimob Polda Kaltim untuk membantu masyarakat
khususnya korban bencana alam yang terjadi di Wilayah Kalimantan Utara. Kompol
Dieno menambahkan Brimob siap untuk turun membantu lagi jika ada masyarakat
yang melapor dan meminta bantuan pihaknya untuk melakukan pembersihan maupun
perbaikan rumah yang rusak akibat gempa. “Kalau ada yang melapor kita akan
turun lagi,” ungkapnya sembari berharap pihak terkait segera turun memberikan
bantuan agar para korban bisa diringankan bebannya.
Berdasarkan
informasi dari BMKG Kota Tarakan, Meskipun terbilang langka, berikut beberapa
gempa yang pernah terjadi di Pulau Kalimantan. Kota Tarakan pernah dikejutkan
gempa pada Maret 2005 namun dilaporkan tidak ada kerusakan ataupun korban. Pada
12 November 2007, masyarakat Tarakan kembali dikejutkan gempa 5,5 SR dengan
kedalaman 50 km dan pusat gempa di laut dengan jarak 214 km tenggara Tarakan,
disebabkan aktivitas sesar aktif di perairan Kaltim.
Pada hari
Jumat tanggal 14 November 2014 dini hari, Tarakan kembali diguncang gempa bumi,
warga Tarakan sempat berhamburan keluar rumah dan sebagian besar takut gempa
susulan. Pada Rabu 25 Februari 2015 pukul 09:31 WITA dilaporkan telah terjadi
gempa 5,7 SR dengan pusat gempa berada di laut berjarak 413 km Timur Laut Kota
Tarakan, kedalaman 10 km, gempa tidak berpotensi tsunami dan tidak dirasakan
namun disebabkan oleh aktivitas sesar berarah Barat Daya-Timur Laut antara
Pulau Kalimantan dan Filipina. Gempa seperti ini juga pernah terjadi pada 20
Januari 2015, kekuatan 5,6 SR, kedalaman 10 km dan terjadi di 289 km Timur Laut
Tarakan.
Dari fakta-fakta di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa walaupun Pulau Kalimantan tidak dilalui oleh
lempeng tektonik dan juga tidak memiliki gunung api, bukan berarti gempa bumi
tidak akan terjadi dan tidak pula luput dari ancaman tsunami.
Untuk itu, Subsatgas
Brimob Detasemen C Pelopor menghimbau warga agar lebih waspada dan tanggap
terhadap bahaya gempa bumi, yang sewaktu-waktu kapan dan di manapun akan
terjadi. Pengkajian bahaya dan risiko gempa bumi sangat penting untuk
pengembangan strategi mitigasi yang tepat.*Ries