Facebook Page

SELAMAT DATANG DI BLOG SATBRIMOBDA KALTARA

Selasa, 24 Maret 2015

OPINI_RADIKALISME




Dipahami sebagai aliran atau ajaran garis keras yang intoleran dengan kelompok lain yang tidak sepaham dan menyatakan kelompoknya/keyakinanya yang paling benar.
Radikalisme menjadi kontra produktif tatkala:
1.    Memaksakan kehendaknya ke orang lain.
2.    Memprovokasi/menanamkan kebencian terhadap orang lain/ kelompok yang tidak sepaham.
3.    Menyalahkan/menjudge dan mengambil tindakan sendiri yang sebenarnya melawan/melanggar hukum
4.    Memobilisasi massa untuk menentang pemerintah, mengancam + melakukan tindakan kekerasan + pengrusakan.
Melakukan teror.
5.    Mengkader melatih dengan gaya/ala militer dan mengembangkan jaringan-jaringan ke berbagai penjuru dengan spirit kebencian/menyalahkan dan ingin menyamakan semua pihak sesuai dengan keyakinannya.
Tujuan dari radikalisme adalah kekuasaan + penguasaan (politik) dengan mengedepankan /mengcover/memanfatkan golongan/kelompok-kelompok primordial (suku-bangsa, agama, ras + keyakkinan keagamaan + kepercayaan). Dengan pendekatan primordial inilah mereka membangun kekuatan untuk mendapatkan legitimasi + solidaritas.
Mereka dengan pendektan-pendekatan primordial juga melakukan pembenaran + meyakinkan bahwa apa yang dilakukanya adalah benar dan harus diperjuangkan. Maka yang dikedepankan biasanya bukan rasionalitas lagi melainkan pendekatan mayoritas + spiritualitas. Cara-cara yang dilakukan beragam salah satunya menggunakan spiritualitas + ayat-ayat dari kitab suci atau ajaran-ajaran yang dianggap/diyakininya suci + benar. Melalui tafsir-tafsirnya memberikan harapan-harapan/ janji-janji tentang hidup baru, hidup bahagia yang abadi. Janji akan kebahagiaan + membahagiakan orang-orang yang dihormati + dicintanya dan sebagainya. Harapan menjadi pilar/perekat + penanaman keyakinan sebagai solidaritas bagi kelompoknya.
Kehebatan dari kelompok-kelompok radikal adalah :
1.    Cara perekrutan dan cara-cara menanamkan keyakinan. Sasaranya biasanya kelompok-kelompok/orang-orang yang fanatik/intoleran, kelompok-kelompok /orang-orang yang luka batin, kelompok-kelompok/orang-orang yang termarginalkan. Mereka tanpa sadar telah dicuci otaknya untuk menjadi loyalis-loyalis kepada kelompok + pemimpin-pemimpinya.Core value /nilai-nilai yang ditanamkan bukan hal-hal yang duniawi melainkan yang ilahi/surgawi. Walaupun mereka kekurangan/tidak memiliki apapun merek tetapi semangat terus berjuang untuk mendapatkan surga + keilahian + kebahagiaan yang abadi.
2.    Melatih untuk memiliki jiwa /semangat heroik sebagai pejuang-pejuang untuk dikenang sebagai pahlawan-pahlawan pembela /laskar suci yang terberkati.
3.    Penderitaan jasmani sampai kehilangan jiwa demi kebenaran yang diyakininya merupakan jalan terang menuju harapan baru, kebahagiaan abadi yang penuh dengan berkat + rahamat ilahi.
4.    Keiklasan merupakan roh/ jiwa perjuanganya balasanya adalah surga + pahala-pahala.
5.    Semakin banyak yang bersangkutan dipengaruhi untuk bersatu dengan kelompoknya/semakin banyak pemberantasan kelompok-kelompok yang tidak sama keyakinanya akan semakin suci + semakin besar pahalanya.
6.    Yang dianggap sebagai keluarga/saudara adalah yang sejalan dengan keyakinanya, yang bertentangan/ tidak sejalan dianggapnya musuh. Yang layak dibumi hanguskan baik miiknya/jwanya sekalipun. Mereka tidak lagi tebang pilih orangtua/sanak saudara/kerabatnya pun bisa dibabatnya.

Hal -hal yang tidak lagi rasional dari kelompok radikal antara lain:
1.    Tidak lagi meempedulikan nilai-nilai kemanusiaan.
2.    Meyakini tanpa logika, iman tanpa akal budi, sehingga menyalahkan + menghakimi.
3.    Cara-cara yang dilakukan dianggapnya sebagai jalan ilahi yang terberkati walau menurut pandangan orang kebanyakan tidak manusiawi + melanggar hukum.
4.    Merasa paling benar, paling suci, paling dipercaya Tuhan, paling berpahala besar sehingga orang lain dianggapnya sebagai: orang berdosa, pengikut setan + sesat.
5.    Menanamkan kebencian + membentur-benturkan dengan konflik pribadi menjadi konflik antar warga dengan hasutan-hasutan/ ajaran-ajaran yang menyesatkan orang lain/kelompok lain. Pemaksaan kehendak, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan kekuasaan pengausaan. Mengorbankan orang yang tidak berpengetahuan tinggi, kelompok-kelompok marginal (kelompok sakit hati/kelompok-kelompok luka batin).
Untuk mengatasi/menangani radikalisme dikenal dengan deradikalisme. Deradikalisme dapat dipahami sebagai ajran penyadaran, pengembalian pada logika/rasionalisme atas orang-orang/kelompok yang menjadi sasaran para penganut radikalisme/yang berpotensi menjadi radikal. Menyadarkan orang-orang yang sudah terlanjur kerasukan radikalisme/kecanduan radikalisme akan sulit dibelokan/ apalagi disadarkan. Karena meraka sudah menjadi captive mind (otak yang terbelenggu) dan dalam hati + jiwanya adalah kebencian yang memandang orang lain sebagai setan yang salah + sepantasnya dihancurkan.
Membalikanya perlu ada shock teraphy yang hebat/kuat. Kalau landai-landai/ datar-datar saja tidak mungkin untuk diubah. Maka deradikalisasi diakukan untuk mengurai akar-akar radikal yaitu pada intoleransi. Dengan berbagai pendekatan sebagai counter radikalisme antara lain :

1.    Edukasi pada nilai-nilai kemanusiaan.
2.    Modernisasi.
3.    Kesejahteran/pembukaan lapangan kerja + apresiasi kepada kemanusiaan yang layak.
4.    Psikoligis pengobatan luka batin.

5.    Membuka mata + telinga akan makna hidup banyak orang. Agar memiliki pengetahuan, pengalaman sehingga terinpirasi bahwa hidup + kehidupan banyak orang yang harus dilindungi dan ditingkatkan kualitas hidupnya. Iman tanpa logika itu penyesatan + akar kejahatan kemanusiaan.
6.    Membuat sinergitas dengan berbagai pihak terutama dengan tokoh-tokoh yang menjadi ikon kemanusiaan.
7.    Membuka jalur-jalur komunikasi sosial.
Pelatihan + pendampingan dan lain sebagainya.
Radikalisme merupakan suatu ajran. Cuci otak yang mengabaikan logika, dan anti kemanusiaan yang kontra produktif yang menjadi akar dari terorisme.

Sumber : Divisi Humas Mabes Polres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar